SELAMAT DATANG

bagi para pengunjung

Selasa, 13 November 2012

ANALISA BISNIS BIOFARMAKA


ANALISA BISNIS BIOFARMAKA
Produksi Simplisia berbasis tanaman obat lokal

Usaha pembuatan simplisia dilakukan dengan kapasitas produksi 1000 kg bahan segar /bulan. Alat yang diinvestasikan diasumsikan dapat digunakan selama 5 tahun. Produk dijual dalam bentuk kemasan plastik 1 kg kedap udara untuk konsumsi rumah tangga dan kemasan 10 kg untuk konsumsi Industri Obat Tradisional (IOT) dan Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT). Berdasarkan perhitungan adanya penyusutan bahan menjadi simplisia maka 1 bulan akan mendapatkan 300 kg bahan kering. Harga jual produk simplisia jahe Rp. 12.500 per kg, kencur dan temulawak Rp. 25.000, purwoceng direncanakan Rp. 50.000 per kg
Biaya investasi
No
Investasi
Biaya

Sewa lahan untuk 5 tahun
10.000.000

Mesin Pengering multiguna
31.500.000

Timbangan digital
3.000.000

Timbangan besar 100kg
1.000.000

Automatic vacuum packager
30.000.000
Total Biaya
72.790.000
Total investasi untuk 5 tahun                    Rp. 72.790.000
Biaya operasional tiap bulan

Biaya tetap

Penyusutan nilai investasi tiap siklus usaha
sebesar Rp. 72.790.000 : 60                    Rp. 1.213.166
Biaya variable

No
Investasi
Biaya

Temulawak segar 1000kg @Rp.1.800
1.800.000

Jahe segar 1000kg @Rp.5000
5.000.000

Kencur 1000kg @Rp. 2000
2.000.000

Purwoceng 1000kg @15.000
1.500.000

Biaya listrik
500.000

Upah tenaga kerja 2 orang @Rp.600.000/bln
1.200.000

Biaya kemasan plastik 1 kg, 10 kg dan label 1000 @500
500.000
Total Biaya
12.500.000
Total biaya operasional per bulan        Rp. 13.713.166
Hasil Produksi

Hasil produksi    simplisia     = jumlah bahan baku yang mengalami penyusutan x hasil
= 150 kg x 1 kg kemasan plastik
= 150 kemasan (@1kg)
Hasil produksi    simplisia     = jumlah bahan baku yang mengalami penyusutan x hasil
= 150 kg x per 10 kg kemasan plastiK
= 15 kemasan
Penerimaan

Penerimaan kotor simplisia jahe     = hasil produksi x nilai jual
(kemasan 1 kg)            = 150 kemasan x Rp.12.500
= Rp.1.875.000
Penerimaan kotor simplisia jahe     = hasil produksi x nilai jual
(kemasan 10 kg)            = 15 kemasan x Rp.125.000
= Rp.1.875.000
Penerimaan kotor simplisia temulawak    = hasil produksi x nilai jual
(kemasan 1 kg)             = 150 x Rp.25.000
= Rp. 3.750.000
Penerimaan kotor simplisia temulawak    = hasil produksi x nilai jual
(kemasan 10 kg)            = 15 x Rp..250.000
= Rp. 3.750.000
Penerimaan kotor simplisia kunir    = hasil produksi x nilai jual
(kemasan 1 kg)            = 150 x Rp.25.000
= Rp. 3.750.000
Penerimaan kotor simplisia kunir    = hasil produksi x nilai jual
(kemasan 10 kg)             = 15 x Rp..250.000
= Rp. 3.750.000
Penerimaan kotor simplisia purwoceng    = hasil produksi x nilai jual
(kemasan 10 kg            = 150 x Rp.50.000
= Rp. 7.500.000
Penerimaan kotor simplisia purwoceng    = hasil produksi x nilai jual
(kemasan 10 kg)            = 15 x Rp. 500.000
= Rp. 7.500.000
Keuntungan per bulan

Keuntungan         = penerimaan – ongkos produksi
    = Rp 33.750.000 – 13.713.166
    = Rp. 20.036.834
Pay back period

PBP             = total investasi : keuntungan
        = 72.790.000 : 20.036.834
        =3,6 bulan
Produksi Jamu dengan Teknologi Kapsulasi dan Tableting

Usaha pembuatan jamu dilakukan dengan kapasitas produksi 10.000 kapsul/bulan dan 10.000 tablet/bulan. Bahan yang digunakan adalah purwoceng, keladi tikus, pegagan. Alat yang diinvestasikan diasumsikan dapat digunakan selama 5 tahun. Produk dijual dalam kemasan botol dengan isi 15 kapsul/botol. Produksi per bulan 666 botol. Harga jual produk kapsul 40.000/botol dan tablet direncanakan Rp. 60.000 per botol.
Biaya investasi
No
Investasi
Biaya

Sewa lahan untuk 5 tahun
10.000.000

Tablet presses
100.000.000

Dry granulator
40.000.000

Hardness dan diameter tablet tester
150.000.000

Tapped density
99.000.000

Friability tester
55.000.000

Dissolution tester
260.000.000

Disintegration tester
145.000.000

Coating pan
30.000.000

Genset
75.000.000

AC
4.000.000

Mesin cetak tablet single punch
40.000.000

Rotary evaporator
50.000.000
Total Biaya
72.790.000
Total investasi untuk 5 tahun                    Rp. 608.000.000
Biaya operasional tiap bulan

Biaya tetap
Penyusutan nilai investasi tiap siklus usaha
sebesar Rp. 608.000.000 : 60                    Rp. 10.330.000
Biaya variable
No
Investasi
Biaya

Purwoceng ekstrak 100kg @Rp.60.000
6.000.000

Buah naga ekstrak 100Kg@30.000
3.000.000

Pegagan ekstrak 100kg@10.000
1.000.000

Amprotab 10 kg@50.000
500.000

Avicel 10kg@50.000
500.000

Amilum50 kg@5.000
250.000

Laktosa 50kg@3.000
150.000

Biaya listrik
1.000.000

Upah tenaga kerja 7 orang @Rp.600.000/bln
42.000.000

Botol kosong dan label 100 buah@1000
100.000

Cangkang kapsul 10.000buah
400.000
Total Biaya
54.900.000
Total biaya operasional per bulan        Rp.65.230.000
Hasil Produksi
Hasil produksi    kapsul    = bahan baku x perkiraan hasil
    = 10.000 kapsul x 15/botol
    = 666 botol x 3 bahan
= 1999 botol
Hasil produksi    tablet    = bahan baku x perkiraan hasil
    = 10.000 kapsul x 20/botol
    = 666 botol x 3 bahan
= 1999 botol
Penerimaan
Penerimaan kotor kapsul= hasil produksi x nilai jual
    = 1999x Rp.40.000
= Rp.79.960.000
Penerimaan kotor tablet= hasil produksi x nilai jual
     = 1999xp.60.000
= Rp. 119.940.000
Keuntungan per bulan

Keuntungan         = penerimaan – ongkos produksi
    = Rp 199.900.000 – 65.230.000
    = Rp. 134.670.000
Pay back period

PBP             = total investasi : keuntungan
        = 608.000.000 : 134.670.000
        = 4,5 bulan
Produksi Sabun dan Lilin Aromaterapi

Usaha pembuatan sabun dan lilin aromaterapi dilakukan dengan kapasitas produksi masing-masing 500 buah/hari. Alat yang diinvestasikan diasumsikan dapat digunakan selama 5 tahun. Produk dijual dalam kemasan dan lilin dalam botol kaca. Produksi per bulan masing-masing 1500 buah. Harga jual produk direncanakan Rp 3000/buah untuk sabun dan lilin 2500/buah.
Biaya investasi

No
Investasi
Biaya

Sewa lahan untuk 5 tahun
5.000.000

Destilator
20.000.000

Timbangan
4.000.000
Total Biaya
29.000.000
Total investasi untuk 5 tahun                    Rp. 29.000.000
Biaya operasional tiap bulan

Biaya tetap
Penyusutan nilai investasi tiap siklus usaha
sebesar Rp. 29.000.000 : 60                    Rp. 483.333
Biaya variable
No
Investasi
Biaya

Bunga melati 20kg @50.000
1.000.000

Bunga cengkeh 10 kg @80.000
800.000

Sereh 15 kg @10.000
150.000

Daun jeruk 15 kg @8000
120.000

Pencetak lilin 2000buah
4.000.000

Kemasan sabun 2000 buah
750.000

Surfaktan
500.000

Larutan caustik soda
700.000

Susu murni
600.000

Minyak kelapa
300.000

Lemak sapi cair
400.000

Parafin wax
500.000

Glitter wax
300.000

Pewarna
100.000

Kertas label
1.000.000

Botol kaca
1.500.000

Upah tenaga kerja 2 orang @Rp.600.000/bln
1.200.000

Biaya kemasan plastik 1 kg dan label 1000 @500
500.000
Total Biaya
14.420.000
Total biaya operasional per bulan        Rp. 14.903.333
Hasil Produksi

Hasil produksi    lilin    = 2000 botol kaca
Hasil produksi    sabun    = 2000 buah
Penerimaan

Penerimaan kotor lilin = hasil produksi x nilai jual
    = 2000x Rp.3.500
= Rp. 7.000.000
Penerimaan kotor sabun = hasil produksi x nilai jual
    = 2000x Rp.5.000
= Rp.10.000.000
Keuntungan per bulan

Keuntungan         = penerimaan – ongkos produksi
    = Rp 17.000.000 – 14.903.333
    = Rp. 2.096.667
Pay back period

PBP             = total investasi : keuntungan
        = 29.000.000 : 2.096.667
        = 13,8 bulan
Produksi minuman serbuk instan dan lulur

Usaha pembuatan minuman serbuk instan dan lulur dilakukan dengan kapasitas produksi 10.000 kemasan/bulan dengan berat 20g/kemasan. Alat yang diinvestasikan diasumsikan dapat digunakan selama 5 tahun. Produk dijual dalam kemasan 20 g/kemasan plastik. Harga jual produk direncanakan serbuk minuman instan Rp 6000/5kemasan. Lulur Rp. 5.000/kemasan.
Biaya investasi
No
Investasi
Biaya

Sewa lahan untuk 5 tahun
5.000.000

Mesin pembuat minuman instan
20.000.000

Timbangan
4.000.000
Total Biaya
29.000.000
Total investasi untuk 5 tahun                    Rp. 29.000.000
Biaya operasional tiap bulan

Biaya tetap

Penyusutan nilai investasi tiap siklus usaha
sebesar Rp. 29.000.000 : 60                    Rp. 483.333
Biaya variable

No
Investasi
Biaya

Tepung maizena
500.000

Ayakan
400.000

Na benzoat
200.000

Anti cacking
400.000

Kertas label
600.000

Upah tenaga kerja 2 orang @Rp.600.000/bln
1.200.000

Biaya kemasan plastik 1 kg dan label 1000 @500
500.000
Total Biaya
3.800.000
Total biaya operasional per bulan        Rp. 4.283.333
Hasil Produksi

Hasil produksi    serbuk instan    = 1000 kemasan
Hasil produksi    lulur    = 1000 kemasan
Penerimaan

Penerimaan kotor serbuk instan    = hasil produksi x nilai jual
             = 1000x Rp.1.200
= Rp. 1.200.000
Penerimaan kotor lulur            = hasil produksi x nilai jual
             = 1000x Rp.5000
= Rp. 5.000.000
Keuntungan per bulan

Keuntungan         = penerimaan – ongkos produksi
    = Rp 6.200.000 – 4.283.333
    = Rp. 1.916.667
Pay back period

PBP             = total investasi : keuntungan
        = 29.000.000 : 1.916.667
        = 15 bulan
Produksi penenpungan garut dan ganyong

Usaha pembuatan penepungan garut dan ganyong dilakukan dengan kapasitas produksi 1000kg/bulan. Alat yang diinvestasikan diasumsikan dapat digunakan selama 5 tahun. Produk dijual dalam kemasan 1kg. Produksi per bulan 1000 kemasan plastik. Harga jual produk direncanakan Rp. 25.000 per kg. Harga es krim Rp. 4000/cup.
Biaya investasi

No
Investasi
Biaya

Sewa lahan untuk 5 tahun
5.000.000

Mesin hummer mill
10.000.000

Mesin pemotong ubi
19.250.000

Mesin es krim (pemutar es putar)
12.000.000
Total Biaya
46.250.000
Total investasi untuk 5 tahun                    Rp. 46.250.000
Biaya operasional tiap bulan

Biaya tetap

Penyusutan nilai investasi tiap siklus usaha
sebesar Rp. 46.250.000 : 60                    Rp. 770.833
Biaya variable
No
Investasi
Biaya

Ganyong segar 1000kg@3000
3.000.000

Garut segar 1000kg@3000
3.000.000

Tepung Ganyong 10kg
250.000

Garam
50.000

Es balok
100.000

Susu 10L
35.000

Gula 5 kg
50.000

Perisai
50.000

Upah tenaga kerja 2 orang @Rp.600.000/bln
1.200.000

Biaya kemasan plastik cup dan label 1000 @500
500.000
Total Biaya
8.235.000
Total biaya operasional per bulan        Rp. 9.005.833
Hasil Produksi

Hasil produksi    tepung ganyong dan garut    = @1000 kemasan/1 kg
Penerimaan

Penerimaan kotor tepung ganyong dan garut    = 2000×25.000
         =50.000.000
Penerimaan kotor es krim    = 200 cup x 4000
         = 800.000
Keuntungan per bulan

Keuntungan         = penerimaan – ongkos produksi
    = Rp 50.800.000 – 9.005.833
= Rp. 41.794.167
Pay back period

PBP             = total investasi : keuntungan
        = 46.250.000: 41.794.167
            = 1,1 bulan


sumber
http://lordbroken.wordpress.com/2011/05/08/analisa-bisnis-biofarmaka/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar